Yah, mungkin saat inilah yang sedang saya rasakan..
Tesis merupakan sumber kegalauan utama saya saat ini. Terutama saat memikirkan kuisioner yang bingung sekali untuk mencari respondennya.
Topik tesis saya kali ini meneliti mengenai kepercayaan awal online. Oleh karena itu, kurang cocok jika saya menggunakan teman sendiri sebagai responden yang notabene bukan termasuk kepercayaan awal. Dengan demikian, mencari responden yang mau mengisi kuisioner bukanlah hal yang mudah.
Kalau soal cara, sebenarnya sudah banyak cara yang saya lakukan.
Sudah saya coba beberapa cara seperti memasukkannya di Kaskus serta forum-forum lainnya, namun masih kurang memuaskan.
Saya coba memakai pihak ketiga yaitu orang yang mau membantu mencarikan kuisioner melalui Projects.co.id, Sudah dapat sih orangnya, namun ternyata selama 1 hari ini belum ada orang yang mengisi kuisioner melalui dia.
Bahkan saya mencoba hubungi Forum For Indonesia Surabaya, namun mereka tidak bersedia untuk menyebarkan kuisioner yang saya miliki.
Jadi, saat ini saya benar-benar kuatir tentang kelanjutan tesis saya. Kurang lebih tinggal 2 minggu lagi deadline tesis, namun saya baru memiliki 25 kuisioner dimana seharusnya saya butuh sekitar 80 kuisioner. Belum lagi dalam pembuatan bab 4 dan bab 5 untuk tesis yang sedang saya geluti.
Saya juga kuatir mengenai proyek yang saat ini belum bisa saya selesaikan. Pikiran mengenai tesis ini benar-benar membuat saya buntu, bahkan beberapa hal kecil menjadi sesuatu yang sulit bagi saya. Ingin rasanya meninggalkan tesis ini namun serasa sia-sia usaha saya untuk mengikuti kuliah S2 selama 2 tahun ini jika saya benar-benar meninggalkannya.
Saya berdoa, saat teduh, merenung, namun rasa kuatir ini serasa terus menghantui saya, Membuat hari-hari yang saya lewati tanpa semangat, tanpa warna yang menarik lagi. Sehingga mulai muncul di hati saya, saya capek untuk kuatir.
Give all
Inilah kunci untuk melemahkan rasa kuatir yang berlebihan ini. Firman Tuhan berkata di 1 Petrus 5:7 (NLT), "Give all your worries and cares to God, for he cares about you." Tuhan tidak hanya meminta perpuluhan kita, perbuatan baik kita, tapi dia juga minta masalah kita.Kesalahan kita adalah kita terlalu merasa tuntutan ini berat bagi kita dan menyimpannya sendiri. Tuhan mau bekerja bersama kita bukan hanya saat kita melayani Dia, namun saat kita menghadapi masalah kita.
Bahkan di dalam kesesakan sekalipun, Daud sama sekali tidak takut bahaya, karena dia tahu ada Tuhan yang menyertai dia (baca Mazmur 23). Hari-hari ini saya mulai belajar untuk meletakkan masalah saya di bawah kaki Tuhan. Dia tahu yang terbaik cara untuk menolong saya.
Saat menulis artikel ini, saya mulai belajar untuk menyerahkan segala masalah saya termasuk tesis, proyek, pasangan hidup dan masalah lainnya yang sering membebani saya. Saya mau menyerahkan kekuatiran saya pada Dia, karena Dia peduli terhadap saya dan hidup saya.
Saya sudah belajar melalui renungan singkat ini.
Bagaimana dengan Anda?
No comments:
Post a Comment